SAKA Studio Literasi

Sebuah ruang kecil yang menyalakan cahaya kata, menumbuhkan ide, dan merawat mimpi menjadi karya.

Siapa Kami?

SAKA Studio Literasi lahir dari keyakinan bahwa setiap kata punya rumah, dan setiap penulis berhak menemukan pembacanya. Kami adalah ruang berkumpulnya cerita, gagasan, dan imajinasi—tempat di mana literasi tidak hanya dibaca, tapi juga dihidupi.

Visi Kami

Kami percaya literasi adalah akar yang menumbuhkan manusia.Visi kami sederhana: menjadi tanah yang subur bagi kata-kata, agar tumbuh pohon-pohon cerita yang rindang, teduh, dan memberi napas panjang bagi generasi yang datang.

Misi Kami

Apa yang Kami Lakukan

Kami merajut kata menjadi buku, zine, dan karya digital.Kami menata halaman hingga rapi, memberi wajah pada cerita lewat sampul dan desain.Kami membuka pintu kolaborasi, menghadirkan event dan kompetisi, agar setiap suara punya kesempatan untuk terdengar.Kami menyalakan percakapan, menjembatani penulis dengan pembaca melalui karya yang hangat dan jujur.

Nilai yang Kami Bawa

  • 🌱 Keterhubungan – karena cerita menemukan hidupnya saat dibagikan.
  • ✨ Kreativitas – karena ide yang kecil bisa menjelma abadi dalam karya.
  • 🤎 Keberlanjutan – karena literasi harus terus hidup, tumbuh, dan diwariskan.

Layanan Kami

  • 📘 Desain cover & layout buku indie – Mewujudkan visi visual buku-buku mandiri dengan desain profesional.
  • 📝 Printable literasi – Menyediakan planner, worksheet, dan lembar aktivitas yang mendukung proses kreatif.
  • ✏️ Editing dan penyuluhan naskah – Mendampingi proses penyempurnaan karya dari draft hingga siap publikasi.
  • 🏆 Mini-event/lomba kepenulisan – Menyelenggarakan kompetisi semi formal untuk mengasah keterampilan menulis.

Logo Resmi © 2025 PT. Saka Studio Literasi

Kami siap bekerja sama dengan penulis dan kreator literasi dari berbagai latar belakang. Hubungi kami untuk konsultasi tentang proyek literasi Anda!

Stay Out of The Box

“Air yang alirannya terhalang batang kayu tidak berhenti. Ia mencari celah, memutar, meresap ke tanah, bahkan menguap jadi awan—lalu kembali ke bumi sebagai hujan. Yang pasti, ia tetap mengalir menuju muara.”