
Kreatif ● Kolaboratif ● Professional
Welcome to SAKA Ecosystem
Apakah kamu penulis, pembaca, atau sekadar pencinta ide-ide segar? Yuk jadi bagian dari SAKA dan kembangkan kreativitasmu bersama kami.
Apakah kamu penulis, pembaca, atau sekadar pencinta ide-ide segar? Yuk jadi bagian dari SAKA dan kembangkan kreativitasmu bersama kami.
SAKA Studio Literasi adalah ruang kreatif untuk penulis, pembaca, dan pecinta literasi.Kami hadir untuk mewadahi karya, menyebarkan ide, dan membangun ekosistem literasi yang sehat.
Zine adalah ruang bebas untuk menumpahkan ide.Writer’s Planner adalah jangkar yang menjaga ide tetap hidup dan terarah. Dua alat sederhana ini bisa jadi teman perjalanan kreatifmu.
Setiap ide membutuhkan ruang untuk hldup.Di sini kamu bisa menemukan buku, printable, dan template—alat sederhana untuk merawat imajinasi, entah sebagai penulis atau pembaca.
Setiap kata punya rumahnya. Biarkan karyamu menemukan tempatnya di sini.
Zine SAKA adalah wadah ekspresi paling mentah—puisi, cerpen, esai, atau visual art. Tiap suara unik dan berharga. Kirimkan tulisanmu, biarkan ia dibaca dunia.
Punya naskah siap terbit? SAKA membuka jalur untuk karya solo. Kirimkan naskahmu, biar kami bantu menjembatani ia bertemu pembaca.
SAKA menghadirkan event menulis berkala: lomba cerpen, puisi, hingga proyek antologi. Pilih kategori, submit karyamu, dan biarkan suaramu terdengar
Nggak nyangka bisa sebagus ini 😍❤️❤️❤️
Kontributor, event menulis batch 6
Alhamdulillah…Trimakasih kak, buku sudah mendarat dengan selamat..💪✍️❤️
Kontributor event batch 5 & 9
Alhamdulillah terimakasih atas effort kerja sama tim nyaaaaaa huhuhuhuhu semoga semuanya lancar barokaaah 🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻
Kontributor event batch 5
Malam itu, temanku, Bonnie, baru saja bercerita tentang minuman soju lokal—varian minuman beralkohol ringan yang mencoba menangkap nuansa Korea dalam botol-botol produksi lokal. Aku yang penasaran, meminta dia mendeskripsikan rasanya. Dalam bayanganku, dia akan memberi jawaban yang menggugah: ada lapisan rasa buah, sedikit sentuhan fermentasi, atau mungkin kehangatan yang pelan-pelan merambat ke dada. Tapi…
“Air yang alirannya terhalang batang kayu tidak berhenti. Ia mencari celah, memutar, meresap ke tanah, bahkan menguap jadi awan—lalu kembali ke bumi sebagai hujan. Yang pasti, ia tetap mengalir menuju muara.”